PKBI Kota Semarang mengadakan pertemuan evaluasi terkait skrining HIV mandiri (SHM) dengan perwakilan Dinas Kesehatan Kota bidang P2 (Dani Miarso) narasumber yang diadakan pada tanggal 18 November 2023 yang bertempat di Gets Hotel Semarang. Pertemuan ini diadakan guna membahas implementasi skrining HIV mandiri (SHM) dan mengevalusi proses pelaskanaan SHM yang dilakukan oleh petugas lapangan PKBI Kota Semarang. Sekilas dijelaskan terkait SHM, yang dimana SHM merupakan sebuah alat yang digunakan secara mandiri pada seseorang dan SHM ini hanya sebatas skrining saja untuk mengetahui antibody pada seseorag melalui cairan Mukosa yang ada pada dinding gusi bagian luar. PKBI Kota Semarang ingin memperkenalkan dan mengajak masyarakat terutama kelompok beresiko tinggi atau (hidden) kelompok yang belum mau terbuka tentang kesehatannya untuk tes HIV secara mandiri tanpa perlu datang ke puskesmas, alasan lainnya adalah karena beberapa keluhan dari masyarakat bahwa mereka takut dengan jarum suntik, tes HIV ini hanya memerlukan sampel cairan mulut, yang diambil dengan cara menyeka bantalan penyerap di sekitar gusi luar, berdekatan dengan gigi.
Sesi pertama adalah pembukaan oleh Direktur Eksekutif yaitu M. Afifunna’im, M.Pd, beliau menjelaskan bahwa Skrining HIV Mandiri (SHM) sudah berjalan namun, ada beberapa kendala, yang pertama apakah memungkinkan capaian skrining akan masuk ke ansis dinas, yang kedua Skrining HIV Mandiri (SHM) datang dari Kementrian Kesehatan (Kemenkes) tetapi pada layanan kesehatan puskesmas tidak mengetahui tentang hal ini, lalu diusulkan untuk diinfokan pada media sosial terlebih dahulu bahwa pada Kota Semarang tersedia Skrining HIV Mandiri (SHM) dan untuk mengaksesnya tetap dengan pendampingan Petugas Lapangan (PL) PKBI Kota Semarang. Untuk kendala yang terakhir yaitu Skrining HIV Mandiri (SHM) bisa jadi kurang tepat pada penggunaannya disebabkan penyimpanan alat yang kurang benar sehingga hasilnya bisa saja error.
Sesi kedua masuk pada pemaparan materi dari Dinas Kesehatan Kota Semarang dan tanya jawab. Materi yang dipaparkan adalah capaian program (Profilaksis prapajanan) PrEP tahun 2023 dan capaian notifikasi pasangan tahun 2023, pada sesi tanya jawab Dinas Kesehatan Kota Semarang memberikan perbandingan kasus PrEP pada Kota Semarang dan Bali, pada Pulau Bali masyarakat yang sudah mengonsumsi PrEP tidak ada keluhan sedangkan pada masyarakat Kota Semarang banyak laporan keluhan, lalu dari pihak PKBI Kota Semarang menerangkan bahwa hal tersebut dikarenakan adanya perbedaan assessment tiap daerah (apakah ada efek samping setelah penggunaan PrEP).
Pada sesi ketiga, pemaparan dari Koordinator Lapanga PKBI Kota Semarang yang juga selaku penanggungjawab pengelolaan dan pendistribusian SHM yaitu Tubagus Rueben M, Amd. Beliau memaparkan tentang HIV self screening implementation support, tujuan program Skrining HIV Mandiri (SHM) adalah memberikan gambaran awal tentang skrining dan melakukan tes. Kompetensi Petugas Lapangan (PL) dalam melakukan pendampingan dan menjelaskan informasi seputar HIV untuk melakukan Skrining HIV Mandiri (SHM), beliau juga memaparkan data 831 pcs alat Skrining HIV Mandiri (SHM) yang dimiliki oleh PKBI Kota Semarang yang sudah terdistribusi melalui PL sejumlah 457 pcs yang telah digunakan pada kelompok dampingan ( KD ) melalui metode penjangkauan yang dilakukan oleh PL., tetapi menurut beliau alat Skrining HIV Mandiri (SHM) tidak terdistribusi secara lancar dapat dilihat dari situasi, seperti adanya extra time, klien dampingan yang memilih datang ke layanan, dan rata-rata klien dampingan baru tiga bulan, sedangkan jika dilihat dari problem yaitu klien dampingan yang sulit dan tidak adanya logbook.
Dan pada sesi terakhir membahas mengenai SOP pencatatan dan pelaporan SHM (Skrining HIV Mandiri) yang dipaparkan oleh Annisa Rifqi Damayanti sebagai staf monitoring dan evaluasi PKBI Kota Semarang, selain itu beliau memaparkan prosedur pencatatan yang baik dan benar mengenai logistik Skrining HIV Mandiri (SHM) yang akan dilakukan oleh petugas lapangan (PL), selanjutnya beliau juga menjelaskan apa saja yang dapat diperbaiki oleh PL agar kedepannya pelayanan yang dilakukan mereka terhadap masyarakat dapat maksimal.
Dalam rapat pertemuan yang telah diadakan oleh PKBI Kota Semarang bersama dengan Dinas Kesehatan Kota Semarang diharapkan mampu untuk mengimplementasikan Skrining HIV Mandiri (SHM) dan mengajak masyarakat terkhusus masyarakat beresiko tinggi untuk dapat melakukan tes HIV secara mandiri dirumah tanpa harus datang ke layanan kesehatan puskesmas, lalu pertemuan tersebut juga diharapkan dari pihak PKBI Kota Semarang terutama petugas lapangan (PL) untuk melakukan tugasnya dengan lebih baik kedepannya agar meminimalisir keluhan masyarakat.